
Senin pagi, 21 April 2025, ada pemandangan yang menghangatkan hati di SIT An-Nahl Jambi. Lewat gambar dari An-Nahl’s Post ini, kita bisa merasakan suasana khidmat saat Upacara Hari Kartini digelar. Barisan para pendidik dan murid-muridnya berdiri, bukan sekadar seremoni, tapi sebuah momen untuk mengingat kembali sosok perempuan hebat yang dulu bermimpi agar semua bisa merasakan terangnya ilmu pengetahuan.
Melihat wajah-wajah para ustadzah yang berdedikasi, dan sosok Ustadzah Nurlailah yang tampak begitu fokus dalam tugasnya, mengingatkan kita betapa mulianya berbagi ilmu. Rasanya, semangat Kartini yang ingin membuka jendela dunia lewat pengetahuan itu terasa begitu hidup di sini. Setiap pelajaran yang disampaikan, setiap pertanyaan yang dijawab, seolah menjadi jembatan kecil menuju Dia Al-'Alim
(Yang Maha Tahu). Karena bukankah setiap ilmu yang kita raih, sejatinya membawa kita setapak lebih dekat untuk mengagumi keluasan pengetahuan Sang Pencipta? Di An-Nahl, semangat belajar ini dirawat, sebagai jalan indah mengenal kebesaran-Nya.
Ketika bendera Merah Putih berkibar diiringi sikap hormat, ada rasa haru dan kebersamaan yang terasa. Ini bukan hanya tentang negara, tapi juga tentang arah dan tujuan bersama. Momen ini mengingatkan kita pada Al-Hadi
(Yang Maha Memberi Arah). Para guru di sini, dengan sabar membimbing langkah anak-anak didiknya, layaknya memegang tangan menunjukkan jalan. Mereka adalah perpanjangan tangan kebaikan, menyalurkan ilmu dan petunjuk, berharap anak-anak ini tumbuh menjadi pribadi yang membawa manfaat, sebagai wujud cinta pada tanah air dan sesama, seturut petunjuk Ilahi.
“Habis Gelap Terbitlah Terang,” kata-kata Kartini yang begitu terkenal itu terasa relevan sampai kapan pun. Ia bicara tentang harapan, tentang cahaya yang bisa mengusir kegelapan. Di sudut-sudut kelas dan lapangan An-Nahl, cahaya itu tampak dalam binar mata anak-anak yang belajar, dalam kesungguhan para guru yang mengajar. Ilmu dan iman menjadi pelita, menerangi jalan di tengah tantangan zaman. Para pendidik perempuan di sini, dengan kelembutan dan keteguhan mereka, adalah penjaga pelita itu. Mereka mengingatkan kita akan An-Nur
(Sumber Segala Cahaya), bahwa dari-Nya lah datang terang yang kita harapkan.
Dan di balik semua itu, kita melihat kekuatan yang luar biasa. Bukan hanya kekuatan fisik, tapi kekuatan hati, kesabaran, dan keikhlasan para pendidik perempuan ini. Mereka meneruskan perjuangan dengan cara mereka sendiri, membangun generasi lewat sentuhan hati dan ilmu. Keteguhan mereka dalam menjalankan amanah ini adalah cerminan dari sifat Al-Qawiyy
u (Yang Maha Kuat), pengingat bahwa Allah memberikan kekuatan kepada hamba-Nya yang bersungguh-sungguh di jalan kebaikan.
Semoga semangat untuk terus belajar, saling membimbing dengan hati, dan menjadi penerang bagi sekitar, terus hidup dan bertumbuh di keluarga besar SIT An-Nahl Jambi. Semoga setiap langkah diberkahi, dalam lindungan dan kasih sayang Allah SWT. Amin.